KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
M
|
akalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang TEORI JAGAT
RAYA DAN TANGGAPAN-TANGGAPAN BEBERAPA AHLI TENTANG TATA SURYA DAN ALAM SEMESTA, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Sukanagara, Oktober 2011
BAB I
A.
Latar Belakang
Matahari dikelilingi
planet-planet yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan
lintasannya hampir berimpit.Arah peredaran semua planet itu adalah sama,yaitu
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.Jika kita memandangnya dari kutub
utara,ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari
dan juga arah satelit-satelit pada planet.Arah seperti ini merupakan arah negatif,sedangkan arah benda langit
yang berlawanan arah dengan arah tersebut dinamakan arah positif,seperti arah peredaran matahari terbit dari timur dan
terbenam di barat,jika kita mengamatinya dari bumi.
B.
Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari jagat raya?
2.Teori apa sajakah yang mendasari terjadinya
jagat raya?
3.Bagaimana proses terjadinya jagat raya?
4.Ada berapakah struktur tata
surya.?
5.Bagaimanakah proses
terjadinya tata surya.?
C.
Tujuan
1.Menjelaskan Definisi Jagat Raya
2.Mengetahui Teori-teori yang
menjadi dasar terbentuknya Jagat Raya
3.Mengetahui Proses terjadinya Jagat Raya
4.Mengetahui stuktur jagat raya
5.Mengetahui teori tentang tata surya
4.Mengetahui stuktur jagat raya
5.Mengetahui teori tentang tata surya
D. Manfaat
1.Tahu akan apa itu
Jagat Raya
2.Tahu akan Teori apa
saja yang menjadi dasar terbentuknya Jagat Raya
3.Tahu akan proses
terjadinya Jagat raya
4.Tahu akan setruktur
jagat raya
5.Tahu akan teori
tata surya
BAB II
ISI
PENGERTIAN JAGAT RAYA
PENGERTIAN JAGAT RAYA
Jagat raya adalah istilah lain dari alam semesta. Jagat raya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di jagat raya terdapat bermilyar-milyar bintang, planet-planet, komet,meteor. Selain itu di jagat raya juga terdapat debu, kabut dan gas
TERBENTUKNYA JAGAT RAYA
Beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya Jagat Raya :
1. Teori Keadaan Tetap 2. Teori Dentuman Besar 3. Teori alam semesta yang berayun
Beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya Jagat Raya :
1. Teori Keadaan Tetap 2. Teori Dentuman Besar 3. Teori alam semesta yang berayun
PENJELASAN :
1)TEORI KEADAAN TETAP
Teori
Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam semesta selalu memuai dengan laju tetap
dan materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya, dalam ruang tertentu selalu
dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Teori ini diajukan oleh ahli
kosmologi bangsa Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold). Dikatakan
bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di mana-mana sama setiap
saat. Agar alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka perlu diciptakan bahan
baru secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan tekanan yang memaksa alam
semesta memuai secara terus-menerus. Bahan baru tersebut selanjutnya memadat
menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang ditimbulkan karena pemuaian.
2)TEORI DENTUMAN BESAR (BIG BANG)
Teori
Dentuman Besar menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu ledakan
dahsyat (Big Bang) dan galaksi akan meluas tanpa batas. Teori lahir dari
pemikiran ahli fisika Amerika (George Gamow). Ia mengatakan bahwa pada mulanya,
alam semsta ini seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa ini
terdiri dari neutron dan tenaga pancaran yang disebut ‘Ylem” (diucapkan
‘ailem’). Sekitar 18 milyar tahun yang lalu, ylem ini meledak dahsyat. Bola mengembang
sehingga berkurang kepadatannya dan turunlah suhunya dari milyaran derajad
hingga jutaan derajad. Pada suhu sekitar 60 juta derajad semua neutron berubah
menjadi proton dan elektron. Bersamaan dengan suhu yang menurun, terbentuklah
semua unsur yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu sekitar 300 derajad semua
unsur berubah menjadi gas. Gumpalan gas inilah yang menjadi awal dari sebuah
galaksi. Pengertian lebih lanjut tentang teori BIG BANG :
Melalui dua proyek besar pemetaan galaksi yang dilakukan hingga kini, para ilmuwan telah membuat penemuan yang memberikan dukungan sangat penting bagi teori "Big Bang". Hasil penelitian tersebut disampaikan pada pertemuan musim dingin American Astronomical Society.Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh para astrofisikawan sebagai salah satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal alam semesta yang masih ada hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin untuk mengacu pada informasi tentang penyebaran dan letak galaksi-galaksi sebagai "sebuah jendela yang membuka pengetahuan tentang sejarah alam semesta."Dalam penelitian mereka yang berlangsung beberapa tahun, dua kelompok peneliti yang berbeda, yang terdiri dari ilmuwan Inggris, Australia dan Amerika, berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 galaksi. Para ilmuwan tersebut membandingkan data tentang penyebaran galaksi yang mereka kumpulkan dengan data dari Cosmic Background Radiation [Radiasi Latar Alam Semesta] yang dipancarkan ke segenap penjuru alam semesta, dan membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Para peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara benda-benda langit pun mengembang.Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan berdiri tegar tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh. Big Bang diterima oleh sebagian besar astrofisikawan masa kini, dan menjadi bukti ilmiah yang membenarkan kenyataan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan.Dalam penelitiannya selama sepuluh tahun, Observatorium Anglo-Australia di negara bagian New South Wales, Australia, menentukan letak 221.000 galaksi di jagat raya dengan menggunakan teknik pemetaan tiga dimensi. Pemetaan ini, yang dilakukan dengan bantuan teleskop bergaris tengah 3,9 meter pada menara observatorium itu, hampir sepuluh kali lebih besar dari penelitian serupa sebelumnya.(Di bawah pimpinan Dr. Matthew Colless, kepala observatorium tersebut, kelompok ilmuwan ini pertama-tama menentukan letak dan jarak antar-galaksi. Lalu mereka membuat model penyebaran galaksi-galaksi dan mempelajari variasi-variasi teramat kecil dalam model ini secara amat rinci. Para ilmuwan tersebut mengajukan hasil penelitian mereka untuk diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society [Warta Bulanan Masyarakat Astronomi Kerajaan].Dalam pengkajian serupa yang dilakukan oleh Observatorium Apache Point di New Mexico, Amerika Serikat, letak dari sekitar 46.000 galaksi di wilayah lain dari jagat raya juga dipetakan dengan cara serupa dan penyebarannya diteliti. Penelitian ini, yang menggunakan teleskop Sloan bergaris tengah 2,5 meter, diketuai oleh Daniel Eisenstein dari Universitas Arizona, dan akan diterbitkan dalam Astrophysical Journal [Jurnal Astrofisika]. Hasil yang dicapai oleh dua kelompok peneliti ini diumumkan dalam pertemuan musim dingin American Astronomical Society [Masyarakat Astronomi Amerika] di San Diego, California, Amerika Serikat pada tanggal 11 Januari 2005.Data yang diperoleh dari satelit COBE pada tahun 1992 mengungkap adanya fluktuasi sangat kecil pada pancaran Radiasi Latar Alam Semesta.
Big Bang dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Big-Bang dan Alam Semesta yang Mengembang
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Berbagai macam energi yang ada di Alam Semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di Alam Semesta ini adalah tepat nol.
Melalui dua proyek besar pemetaan galaksi yang dilakukan hingga kini, para ilmuwan telah membuat penemuan yang memberikan dukungan sangat penting bagi teori "Big Bang". Hasil penelitian tersebut disampaikan pada pertemuan musim dingin American Astronomical Society.Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh para astrofisikawan sebagai salah satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal alam semesta yang masih ada hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin untuk mengacu pada informasi tentang penyebaran dan letak galaksi-galaksi sebagai "sebuah jendela yang membuka pengetahuan tentang sejarah alam semesta."Dalam penelitian mereka yang berlangsung beberapa tahun, dua kelompok peneliti yang berbeda, yang terdiri dari ilmuwan Inggris, Australia dan Amerika, berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 galaksi. Para ilmuwan tersebut membandingkan data tentang penyebaran galaksi yang mereka kumpulkan dengan data dari Cosmic Background Radiation [Radiasi Latar Alam Semesta] yang dipancarkan ke segenap penjuru alam semesta, dan membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Para peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara benda-benda langit pun mengembang.Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan berdiri tegar tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh. Big Bang diterima oleh sebagian besar astrofisikawan masa kini, dan menjadi bukti ilmiah yang membenarkan kenyataan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan.Dalam penelitiannya selama sepuluh tahun, Observatorium Anglo-Australia di negara bagian New South Wales, Australia, menentukan letak 221.000 galaksi di jagat raya dengan menggunakan teknik pemetaan tiga dimensi. Pemetaan ini, yang dilakukan dengan bantuan teleskop bergaris tengah 3,9 meter pada menara observatorium itu, hampir sepuluh kali lebih besar dari penelitian serupa sebelumnya.(Di bawah pimpinan Dr. Matthew Colless, kepala observatorium tersebut, kelompok ilmuwan ini pertama-tama menentukan letak dan jarak antar-galaksi. Lalu mereka membuat model penyebaran galaksi-galaksi dan mempelajari variasi-variasi teramat kecil dalam model ini secara amat rinci. Para ilmuwan tersebut mengajukan hasil penelitian mereka untuk diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society [Warta Bulanan Masyarakat Astronomi Kerajaan].Dalam pengkajian serupa yang dilakukan oleh Observatorium Apache Point di New Mexico, Amerika Serikat, letak dari sekitar 46.000 galaksi di wilayah lain dari jagat raya juga dipetakan dengan cara serupa dan penyebarannya diteliti. Penelitian ini, yang menggunakan teleskop Sloan bergaris tengah 2,5 meter, diketuai oleh Daniel Eisenstein dari Universitas Arizona, dan akan diterbitkan dalam Astrophysical Journal [Jurnal Astrofisika]. Hasil yang dicapai oleh dua kelompok peneliti ini diumumkan dalam pertemuan musim dingin American Astronomical Society [Masyarakat Astronomi Amerika] di San Diego, California, Amerika Serikat pada tanggal 11 Januari 2005.Data yang diperoleh dari satelit COBE pada tahun 1992 mengungkap adanya fluktuasi sangat kecil pada pancaran Radiasi Latar Alam Semesta.
Big Bang dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Big-Bang dan Alam Semesta yang Mengembang
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Berbagai macam energi yang ada di Alam Semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di Alam Semesta ini adalah tepat nol.
3)TEORI ALAM SEMESTA YANG BERAYUN
Tampaknya
Teori Alam Semesta yang Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman Besar.
Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu menunjukkan
tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu spekulasi bahwa
alam semesta ini melengkung positif. Apabila benar demikian maka berarti alam
semesta ini tak bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu waktu
semua materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik)
gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi sebuah bola raksasa dan
selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah alam semsta seperti yang kita alami
saat ini. Selama proses mengembang dan mengkerut, memampat dan meledak tiada
materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya beubah tatanannya.
Hingga sekarang teori dentuman besar (BIG BANG ) merupakan teori yang paling kuat tentang asal-usul Jagat Raya
STRUKTUR JAGAD RAYA
Jagad raya kita diperkirakan berumur sekitar 15 miliar
tahun. Isi jagad raya yang sudah berhasil diamati, berupa :
1.
Materi nampak
Terdiri dari benda-benda angkasa
yang menghasilkan cahaya atau memantulkan cahaya sehingga keberadaaanya dapat
kita amati. Struktur benda angkasa dari kecil hingga besar adalah sebagai
berikut :
- matahari, bintang, planet, bulan, asteroida, dll
- Tata surya
- Galaksi
- Cluster galaksi
- Tata surya
- Galaksi
- Cluster galaksi
2.
Materi gelap (dark mater)
Terdiri dari benda-benda angkasa
yang supermasif, yang runtuh akibat gravitasinya menjadi sedemikian nasifnya tetapi gaya gravitasinya begitu besarnya sehingga
semua materi tertelan bahkan cahaya pun tak dapat keluar dari tarikannya.
Akibatnya materi itu tidak bisa dilihat keberadaanya,
kecuali dari akibat gravitasinya. Benda itu dinamakan lobang hitam (black
holes)
BAB III
TEORI TERJADINYA TATA SURYA
Ada banyak teori yang menjelaskan
terjadinya tata surya tapi di dalam makalah ini hanya ada beberapa teori
tentang terjadinya tata surya yaitu :
1.HIPOTESIS NEBULA
BUTERFLY NEBULA
Hipotesis nebula pertama kali
dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775.
Immanuel berpendapat bahwa “That solar system comes from one gas ball of
high temperature and rotates slowly. “The slow rotation that high
spesific weight. The concentration is called core, that big lies in the middle
while the smaller part is found around earth core. Because of colling prosses,
the core with smlall volume become planets, while core that has by volume
become sun”. “Tata surya berasal dari suatu bola gas dengan suhu tinggi
dan berputar lambat. Perputaran lambat dikarenakan berat jenisnya. Konsentrasi
itu disebut inti. Inti yang besar itu berada ditengah saat bagian yang lebih
kecil ditemukan mengitari inti bumi. Karena proses pendinginan, volume yang
lebih kecil disebut planet saat inti itu menjadi matahari” dan pernyataan ini
lebih dikenal dengan KANT THEORY.
Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis
de Laplace pada tahun 1796.
Pierre menyatakan bahwa “Our solar system comes from gas ball (nebula) that
has high temperature and rotates fast. Because of fast rotation, some of the
fog or gas ball mass escape. The part that is escaped keep rotates, because the
influence of cooling longer charges to be planets”. “tata surya kita
berasal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan berotasi cepat. Karena
rotasi cepat itu, beberapa massa kabut atau bola gas terlepas. Bagian yang
terlepas tadi tetap berputar, karena pengaruh dari pendinginan yang lama,
berubah jadi planet”
PLANETARI NEBULA
2. Hipotesis Planetsimal
Hipotesis planetisimal pertama kali
dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada
tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita
terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.
3. Hipotesis pasang surut
Hipotesis pasang surut bintang
pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada
tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan
hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya
matahari.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya
dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973)
pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya
terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya
dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. serpihan itu akan terperangkap oleh gravitasi bintang
yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dari isi makalah ini,dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Jagat
raya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi
tempat manusia hidup.
2.
Di
jagat raya terdapat bermilyar-milyar bintang, planet-planet, komet,meteor.
3. Teori yang menjelaskan tentang
terbentuknya Jagat Raya : Teori Keadaan Tetap,
Teori Dentuman Besar,Teori alam semesta yang berayun.
PENUTUP
D
|
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar